Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Menantikan Dia dalam pengharapan

Khotbah pada Minggu 1 Adven disampaikan di GKI Halimun Jakarta, Minggu, 3 Desember 2023 dari bacaan Alkitab:  Yesaya 64:1-9; Mazmur 80:1-7, 17-19;  1 Korintus 1:3-9; Markus 13:24-37 Adven atau lengkapnya Adventus adalah bahasa latin. Artinya kedatangan. Kita merayakan adven, kedatangan. Kedatangan Tuhan Yesus kembali pada akhir zaman. Nanti akan tiba saatnya, Tuhan Yesus akan memeriksa keseriusan hidup kita yang sudah diselamatkan dari cengkeraman kuasa dosa. Tuhan Yesus akan memimpin dunia ini dengan menghadirkan Langit yang baru dan Bumi yang baru .  Yerusalem baru . Dunia di mana kuasa-kuasa dunia yang jahat, yang dilambangkan seperti benda-benda langit akan kalah dengan kuasa kebaikan Kristus.   Maka pesan penting dari minggu-minggu adven adalah, kalau diungkapkan dengan pertanyaan untuk diri sendiri:“ "Apakah aku serius dengan imanku?”" Apakah aku serius ikut Tuhan Yesus?” “Apakah hidupku mau dibuat menjadi baru karena kuasa Roh Kudus sesuai kehendak kas...

"False Alarm"

Pertengahan Oktober lalu saya mendapat SMS. Isinya adalah permohonan menyampaikan perenungan dari Alkitab dengan topik tertentu dalam kebaktian Siswa SMP di salah satu sekolah Kristen swasta di daerah Kelapa Gading, Jakarta. Karena beberapa kali telah mendapatkan SMS permohonan sejenis seperti itu, saya menyanggupinya dengan membalas SMS itu. Nama kecil pengirimnya adalah "Ibu L". Hari "H" tiba. Menggunakan sepeda motor saya bergegas menunju ke lokasi yang dimaksud pagi itu. Tiba di aula tempat kebaktian berlangsung, dengan semangatnya saya menyalami guru-guru di sana dan menanyakan kepada mereka bagaimana saya dapat menghubungkan komputer jinjing saya dengan proyektor yang tersedia, sedianya mau menggunakan alat bantu dalam menyampaikan perenungan yang akan saya bawakan. Tetapi guru di sana terlihat bingung. "Bapak dihubungi oleh siapa ya pak?" Wah, saya merasakan gelagat yang tidak baik. Ini mesti keliru pikir saya. "Oleh ibu L". Tegas saya. ...

Otokritik

Otokritik itu penuh dengan kejutan . Ya, kejutan-kejutan untuk melihat dengan jujur betapa banyak "borok-borok" diri yang sengaja dipendam karena pementingan diri berlebih, gengsi gak keruan. Otokritik itu mengharukan , saat tiba pada kesadaran, bahwa betapa banyak orang yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa telah terluka karena kebringasan diri yang tuli dan buta, karena tidak mau menyadari keunikan pribadi yang lain. Otokritk itu indah , saat berakhir dengan pembaruan diri, kala pementingan diri berlebih dan destruktif terkikis oleh kesadaran karena kesabaran untuk melihat segalanya dengan utuh tanpa prasangka jahat mempersalahkan, namun dengan kemauan tulus untuk mengaku "borok-borok" diri dan mempersilahkan yang lain "mengobatinya". Otokritik itu dapat dilakukan oleh saya dan anda.