Langsung ke konten utama

Menantikan Dia dalam pengharapan

Khotbah pada Minggu 1 Adven disampaikan di GKI Halimun Jakarta, Minggu, 3 Desember 2023 dari bacaan Alkitab:  Yesaya 64:1-9; Mazmur 80:1-7, 17-19;  1 Korintus 1:3-9; Markus 13:24-37 Adven atau lengkapnya Adventus adalah bahasa latin. Artinya kedatangan. Kita merayakan adven, kedatangan. Kedatangan Tuhan Yesus kembali pada akhir zaman. Nanti akan tiba saatnya, Tuhan Yesus akan memeriksa keseriusan hidup kita yang sudah diselamatkan dari cengkeraman kuasa dosa. Tuhan Yesus akan memimpin dunia ini dengan menghadirkan Langit yang baru dan Bumi yang baru .  Yerusalem baru . Dunia di mana kuasa-kuasa dunia yang jahat, yang dilambangkan seperti benda-benda langit akan kalah dengan kuasa kebaikan Kristus.   Maka pesan penting dari minggu-minggu adven adalah, kalau diungkapkan dengan pertanyaan untuk diri sendiri:“ "Apakah aku serius dengan imanku?”" Apakah aku serius ikut Tuhan Yesus?” “Apakah hidupku mau dibuat menjadi baru karena kuasa Roh Kudus sesuai kehendak kas...

Membuat Kimchi

Sehabis menonton tayangan di TV mengenai Kimchi (kalau mau tahu lebih banyak tentang Kimchi bisa lihat di wikipedia) jadi tertarik untuk bikin sendiri. Setelah googling dan membanding-bandingkan resep yang ada, akhirnya mencoba bikin dan sukses.

Kimchi buatan sendiri
Sederhananya, Kimchi itu sawi putih yang diawetkan dengan bumbu khas dan sayuran tambahan. Kalau di Indonesia dikenal dengan asinan. Namun yang membuatnya beda dengan asinan Indonesia ialah bumbunya, dan rasa asam alami yang terjadi karena proses fermentasi. Ada yang promosi, manfaat Kimchi lebih besar dari yoghurt! Antioksidannya juga kaya. Kimchi dingin nikmat disantap sebagai teman nasi goreng atau nasi hangat dengan lauk daging. Mau mencoba buat sendiri? Berikut resepnya.

SAYUR-SAYURAN 
  • 2 bonggol sawi putih (nappa cabage)
  • 1/2 lobak (radish)
  • 5 batang daun bawang atau bunga bawang
  • 1/2 wortel ukuran besar
  • 1 timun (jika suka)
  • 1/2 bawang bombai (jika suka)
ADONAN KENTAL MANIS (Untuk Campuran Bumbu)
  • 2 cangkir air matang
  • 7 sendok makan penuh tepung ketan putih rose brand
  • 10 sendok makan penuh gula pasir
BUMBU UTAMA
  • Garam, kalau bisa garam kosher, kalau tidak ada, garam biasa juga boleh (disesuaikan dengan banyaknya sawi putih, siapkan yang bungkus besar)
  • 1/4 sampai 1/2 cangkir bubuk cabe kering (kalau suka pedas, bisa lebih banyak)
  • 1 ruas jari jahe, potong-potong
  • 1 1/2 bonggol bawang putih
  • 1/2 cangkir kecap ikan
  • 1/2 buah apel (kupas kulitnya), potong-potong
CARA MEMBUAT
  1. Potong ujung bonggol yang keras dari sawi putih, lalu belah dua. (Jika masih ada bagian batang yang tua dan keras di dalamnya, potong dan buang). Lalu potong empat secara horisontal sawi putih. Siapkan baskom besar yang bersih, lalu cuci bersih sawi di air mengalir. (Hati-hati jangan sampai meremas sawi, agar sawi tetap segar).
  2. Setelah dicuci, tiriskan sawi. Lalu taburi setiap helai sawi dengan sedikit garam. Letakan sawi yang sudah digarami itu di baskom dan biarkan. Setiap setengah jam, balik-balik sawi. Setelah terkena garam, sawi akan menciut dan mengeluarkan air. Ini normal.
  3. Buat adonan kental manis. Caranya: masukan bahan-bahan adonan kental manis dan masak dengan api kecil sampai mengental. Dinginkan.
  4. Blender bumbu utama (jahe, bawang putih, apel, kecap ikan) sampai halus tanpa garam. Setelah halus campur dengan adonan kental manis yang sudah dingin. Lalu masukan bubuk cabe kering ke dalam adonan bumbu, aduk sampai rata.
  5. Potong-potong sayuran tambahan (lobak, daun bawang, wortel, timun, bawang bombai). Masukan ke dalam adonan bumbu. Aduk secukupnya.
  6. Setelah 1 1/2 jam digarami dan dibalik-balik, cuci bersih sawi yang sudah digarami di air mengalir. Cuci dan bilas sebanyak 3 kali atau lebih sampai garam bersih. (ingat jangan sampai meremas sawi).
  7. Tiriskan sawi. Siapkan baskom bersih. Campur sawi dengan adonan bumbu dan sayuran tambahan.
  8. Masukan dalam toples kaca sambil sedikit ditekan-tekan. Tutup rapat. Masukan dalam kulkas.
TIPS
  • Jika jumlah sawi ingin ditambah, tambahkan persentasi bumbunya juga.
  • Wadah dan tempat sekitar untuk mencuci sawi harus bersih. Begitu juga air untuk membilas sawi yang sudah digarami (kalau bisa air matang/galon)
  • Sebelum digunakan, toples penyimpan harus bersih.
  • Aroma dan rasa Kimchi nikmat setelah 2 x 24 jam. Tetapi kalau mau dimakan langsung setelah selesai buat juga boleh.
  • Semakin lama, karena proses fermentasi, rasa asam alami akan muncul.
  • Kalau ingin mempercepat fermentasi, sawi tidak usah dimasukan kulkas. Sebaliknya kalau ingin lama tidak terfermentasi, masukan dalam kulkas.
Selamat berkimchi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku mimikri dalam budaya populer

Coba tanya saja secara acak orang-orang yang biasa menggunakan jasa taksi sebagai alat transportasi, maka mereka akan menyebut sebuah merek taksi dengan cepat sebagai pilihan utamanya. Begitulah kuasa "merek", Kalau sudah populer, merambah pikiran banyak orang. Uniknya, popularitas "merek" taksi itu, baik warna, model logo atas, kadang digunakan (dengan perubaan seperlunya) oleh beberapa perusahaan taksi lain. Entah apa tujuannya. Mungkin supaya lebih mudah dipilih oleh khalayak, karena popularitas dan trust yang sudah terbangun? canstockphoto.com Begitu juga dengan telepon seluler. Sebuah negara asia terkenal dengan keahliannya melakukan mimikri atas produk-produk telepon seluler yang laku di pasaran. Tentu baik perusahaan taksi dan salah satu negara asia yang getol melakukan mimikri itu mengakui acapkali bahwa mereka memiliki kelebihan ketimbang produk atau jasa yang mereka "tiru" itu, antara lain dari segi harga. Tetapi soal kualitas? Biarlah pa...

Salam Damai?

Ya! Salam damai! untuk anda semua. Itulah tujuan blog ini. Ratusan juta informasi dan inspirasi dapat kita temukan di dunia maya. Banyak yang menghibur, ada juga yang menjengkelkan tetapi hampir selalu tidak ada yang tidak mencerahkan. Entahkah pencerahan kebaikan atau keburukan, entahkah pencerahan perdamaian atau kebencian, semua ada dalam kendali anda sebagai pembaca.

Natal dan Krisis "Eko"

Bagi saya Perayaan dan Peringatan Natal Yesus Kristus adalah sebuah "titik mengaso" dan "mengisi perlengkapan" dalam ziarah hidup ini. (orang zaman dahulu menyebutnya"pos pengumben"). Pada titik itu, memori saya kembali diisi dengan kenyataan bahwa Allah itu peduli dan kepedulian-Nya itu habis-habisan ( all-out ). Dia yang serba maha, mau menjadi serba terbatas, agar yang serba terbatas itu menikmati secercah pengharapan untuk menikmati kedamaian dan kesejahteraan. Allah konsisten untuk berbagi Diri dalam membarui dunia ini. Di seputar kelahiran Yesus Kristus sebagaimana dikisahkan Injil-Injil, saya menjumpai orang-orang dari beragam status sosial, pemikiran, kuasa, melebur dan berpadu untuk menjadikan dunia lebih baik. Para malaikat (makhluk ilahi), Para Majus (mistikus dan filsuf), Para gembala (jelata), Para rohaniwan/wati (Zakharia, Elisabet, Simeon, Hana), sampai individu-individu awam berdarah bangsawan dari klan Daud (Yusuf dan Maria) menjadi ak...