Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2009

Menantikan Dia dalam pengharapan

Khotbah pada Minggu 1 Adven disampaikan di GKI Halimun Jakarta, Minggu, 3 Desember 2023 dari bacaan Alkitab:  Yesaya 64:1-9; Mazmur 80:1-7, 17-19;  1 Korintus 1:3-9; Markus 13:24-37 Adven atau lengkapnya Adventus adalah bahasa latin. Artinya kedatangan. Kita merayakan adven, kedatangan. Kedatangan Tuhan Yesus kembali pada akhir zaman. Nanti akan tiba saatnya, Tuhan Yesus akan memeriksa keseriusan hidup kita yang sudah diselamatkan dari cengkeraman kuasa dosa. Tuhan Yesus akan memimpin dunia ini dengan menghadirkan Langit yang baru dan Bumi yang baru .  Yerusalem baru . Dunia di mana kuasa-kuasa dunia yang jahat, yang dilambangkan seperti benda-benda langit akan kalah dengan kuasa kebaikan Kristus.   Maka pesan penting dari minggu-minggu adven adalah, kalau diungkapkan dengan pertanyaan untuk diri sendiri:“ "Apakah aku serius dengan imanku?”" Apakah aku serius ikut Tuhan Yesus?” “Apakah hidupku mau dibuat menjadi baru karena kuasa Roh Kudus sesuai kehendak kas...

Orang lain = "Buku Hidup"

Tahu Facebook? atau anda memiliki akun di situs utiliti sosial ini? CNN mengungkapkan ada sekitar 170 juta pengguna wahana ini di seluruh dunia, dan terus bertambah setiap harinya. Wow! Saya sendiri punya akun Facebook, dan saya bisa memahami mengapa begitu banyak orang menggemarinya. Sesuai dengan namanya, situs utiliti sosial ini memungkinkan orang membangun relasi sosial dengan sebanyak mungkin orang secara "real time" sejauh ia terkoneksi dengan jaringan internet. Menembus batas jarak dan waktu, setiap orang, satu sama lain boleh dan dapat mengungkapkan aktivitas, perasaan, potret hidup kepada orang-orang yang dimaklumi sebagai sahabatnya. Wahana ini tidak saya sia-siakan. Saya percaya orang lain adalah buku "hidup" yang memberikan banyak hal berharga dan bermakna dalam perjalanan belajar di kehidupan saya. Saya percaya bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini dapat hidup sendirian, tanpa kehadiran orang lain. Peoples need one another to create things efecti...

Mulai dari diri sendiri

Setiap orang ingin menikmati apa yang baik, indah, nyaman, enak, menguntungkan. Namun uniknya, keinginan itu acapkali menjadi keinginan sepihak. Artinya ya, kalau bisa "saya mendapatkan itu, saya ingin itu semua". Lalu, pertanyaannya "siapa yang memberikan itu semua?" Jawabannya "ya orang lain!". Orang lain! :) Bayangkan, kita yang menginginkan, orang lain yang memberikan. Jika rasa ini yang mendominasi begitu banyak orang akibatnya bisa ditebak. Telunjuk mengarah kepada orang lain. Kata-kata keras dan cibiran mengarah kepada orang lain. Penilaian kinerja mengarah kepada orang lain. Arah dan tujuan yang begitu kentara kepada orang lain ini pada gilirannya membuat orang cepat gelisah, marah, kecewa, pada saat "keinginan"nya tidak terpenuhi. Jika orang lain ada pada posisi dan sikap yang serupa, mereka pun akan merasakan sikap yang tidak jauh berbeda. Oleh sebab itu, sikap yang seperti ini perlu dikritisi. Sikap seperti ini terlampau memen...

Mental "backing"?

Selama menyusuri jalan-jalan di Ibukota beberapa waktu terkahir ini mata saya dimanjakan dengan berbagai poster warna-warni dengan berbagai ukuran, berbagai bahan, lengkap dengan foto-foto dari para calon legislatif. Maklum pemilu sebentar lagi. Sah-sah saja, dan tidak apa-apa kok dengan poster-poster itu. Cuma mesti ingat, bekas poster itu kalau bisa di reduce, reuse, recycle saja agar bumi tetap hijau. ( Go green Indonesia!) Ok , kembali ke topik utama, saya memperhatikan tak sedikit kemudian foto dalam poster "kampanye" pada calon legislatif itu mengikutsertakan juga foto lain, dari tokoh-tokoh politik yang "sudah dikenal, terkenal dan berkuasa". Muncul pertanyaan iseng, maksudnya apa sih? "Potret" yang lain lagi. Selama menyusuri jalan-jalan di Ibukota, saat membuntuti kendaraan lain entah motor atau mobil, saya melihat stiker. Mulai dari lambang kesatuan lembaga militer (ini yang paling banyak), lambang organisasi masyarakat, lambang ini d...

Kreatif dan Inovatif

Menjadi kreatif, berarti memberikan sumbangsih dengan menghadirkan, mewujudnyatakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya menjadi ada. Sesuatu yang sama sekali baru. Menjadi inovatif, berati memberikan sumbangsih dengan mengembangkan cara-cara baru, terobosan-terobosan baru agar kreasi itu menjadi semakin bermakna, berkualitas, berdampak. Mungkin kreatif lebih mengandalkan otak kiri, dan inovatif otak kanan? Entah. Tetapi kedua-duanya sama berharga dan saling melengkapi. Kreasi adalah jiwa dan inovasi adalah tubuh. Kreasi adalah pemicu dan inovasi adalah pemacu. Kreatif berkiblat pada efektifitas dan Inovatif pada efisiensi. Selalu ada ketegangan kreatif yang perlu terus dijaga antara keduanya. 

Menyikapi perbedaan

Perbedaan itu keniscayaan, dan anugerah Yang Kuasa. Orang yang tidak dapat hidup dalam perbedaan adalah orang yang tidak menyadari kenyataan hidup. Perbedaan dapat disikapi dengan beberapa cara: menentang perbedaan mengabaikan perbedaan menghilangkan perbedaan menyikapi perbedaan dengan solusi dalam kearifan Cara terakhir adalah cara yang saya pilih. Saya memilih untuk mengusahakan tetap arif untuk melahirkan solusi-solusi ketimbang percideraan. Ini membutuhkan proses. Prosesnya itupun menjadi sebuah pembelajaran berharga. Ada tindakan menghargai yang lain sebagai subjek di sana. Ada tindakan kesediaan untuk empati di dalam mendengar, melihat dan menilai di sana. Dan bahkan ada kemauan untuk koreksi diri di sana. Seringkali kegagalan untuk meneruskan proses mencapai solusi dalam perbedaan terjadi karena seseorang merasa tahu akan pikiran, perasaan, tindakan orang lain, tanpa melewati proses empatis terlebih dahulu. "Saya pikir saya tahu apa yang kamu pikirkan dan butuh...

Bosan Hidup

Pernah berpikir bosan menjalankan hidup? Bersyukurlah! Bisa jadi itu menandakan bahwa sebenarnya anda masuk dalam kategori orang yang kreatif. Sebab orang yang kreatif tidak serta puas dan nyaman akan sebuah keadaan atau pekerjaan yang sama. Kemunginan lainnya anda hiperaktif. Tetapi kemunginan itu amat jarang pada kebanyakan orang. Jika benar anda masuk sebagai orang yang kreatif, itu berarti anda menjadi orang yang luar biasa di dunia ini. Mengapa? karena hanya orang yang kreatif-lah yang biasanya mengubah dunia ini. Memang kreatifitas yang dimaksud tentulah harus yang bermoral dan sesuai dengan nilai-nilai agama. Sebab banyak juga yang kreatif, tetapi kreativitasnya justru malah membuat orang lain sengsara. Koruptor, manipulator, adalah contohnya. Banyak kemudahan di dunia ini hadir karena ada orang-orang yang tidak sekedar ada dalam keadaan bosan saja, tetapi ia mau "melangkah maju" melebihi kebosanannya. Baginya setiap persitiwa, orang yang dijumpai, pekerjaan yang d...

Setiap orang punya kesusahan

Sedang susah saat ini? Jangan kaget, itu berarti anda masih hidup. Masih punya harapan di tengah kesusahan itu? Bersyukurlah! berarti anda hidup sebagai manusia yang utuh. Mengapa? Sebab kalau manusia hidup tetapi tidak punya pengharapan, cita-cita baik, maka ia tak ubahnya bak "mayat hidup" alias zombie . Kesusahan, masalah dalam hidup adalah "guru" hidup yang baik, kalau kita mau belajar. Tetapi pada sisi yang lain ia menjadi "penghancur" hidup yang baik, kalau kita mau " status quo " saja. Jika sedang susah, saya segera mem" pause " pikiran sejenak untuk merenung, bahwa pada saat yang sama juga, orang lain sedang susah juga. Bahkan kesusahannya lebih dari saya mungkin. Dari sini saya belajar untuk pertama sekali untuk tenang, menarik nafas panjang dan mengambil pelajaran dari kesusahan itu. Biasanya ini amat sangat membantu. Adakalanya juga tidak, tetapi sering sekali membantu. Ini membantu saya untuk pelan-pelan menikmati kesus...

Kemasan itu penting

Masakan Indonesia sangat beragam dan kaya cita rasa. Jika dibandingkan dengan khazanah masakan eropa atau Asia lainnya, keihatannya dapat dikatakan masakan Indonesia masih lebih unggul sebenarnya. Aneka kue basah, hidangan laut, gulai, lodeh, sayur asam, ah.. banyak sekali. Namun sayangnya ragam jenis dan cita rasa masakan Indonesia kadang tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Orang biasanya lebih cenderung menganggungkan masakan non Indonesia. Seorang pakar kuliner mengatakan sebabnya hanya sepele, apa itu? Kemasan! Ya kemasannya kadang kurang menarik. Baik penataan, tata atur letak, warna, seringkali kurang begitu diperhatikan dalam penyajian masakan Indonesia yang "unggul" itu. Content atau isi yang baik memang harus disertai dengan kemasan yang baik pula. Dalam komunikasi ini juga kena mengena. Kadang tutur kata yang keluar dari mulut, karena kemasan yang kurang baik, hasilnya justru tidak membangun. Nasihat bisa jadi malah dianggap cacian. Lelucon bisa ...

Ngapain ngeblog?

Ngapain ngeblog? kurang kerjaan aja, kerajinan! Anda berpikiran demikian? Ah, betul juga. Kadang-kadang pikiran semacam itu pun terlintas dalam otak saya. Tidak ada yang salah dengan pemikiran itu. Ada benarnya juga kok . Masih ada segudang pekerjaan yang dapat dilakukan selain menulis. Lagian apa yang harus ditulis? Kalau sudah menulis terus apa yang didapat? Memangnya kita dibayar apa? Tetapi selain sikap pesimis seperti itu, kelihatannya saya lebih memilih untuk optimis. Internet adalah sebuah jaringan komputer yang terhubung dengan banyak komputer di seluruh dunia. Jutaan orang belajar, menghibur diri, mencari uang dengan fasilitas ini. Milyaran informasi berlalu-lalang di dalamnya. Hidup manusia tidak dapat lepas dari komunikasi dengan sesamanya. Manusia belajar dengan komunikasi dan melalui informasi. Saya amat bersyukur jika lalu lintas informasi itu kemudian menjadi wahana yang membangun kehidupan manusia dan tatanan kehidupannya menjadi lebih baik lagi. Namun kenyat...

Unek-Unek

Unek-unek perlu disalurkan. Apalagi jika isinya adalah kebenaran yang harus diperjuangkan agar orang lain (penyabab unek-unek) belajar dari kesalahannya untuk memperbaiki diri menjadi orang yang lebih baik dikemudian hari. Namun waktu penyaluran unek-unek itu harus pas. Karena jika disampaikan pada waktu yang tidak pas, unek-unek malah tidak membangun sama sekali. Bisa jadi malah ia melahirkan unek-unek baru yang biasanya lebih besar dari unek-unek pertama. Selain itu, sedapat mungkin kehadiran maupun keterlibatan orang ketiga dalam penyampaian unek-unek, diminimalkan. Terlebih lagi orang yang sama sekali tidak tahu menahu mengenai permasalahan yang terjadi. Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan unek-unek? Pada saat yang punya unek-unek dan penyebab unek-unek ada dalam keadaan yang stabil dan enjoy dalam mood yang baik. Penyampai unek-unek harus menyampaikan unek-uneknya dalam kerendahan hati dan kasih dengan mengedepankan memberi perhatian (kepada penyebab unek-unek) d...

Kognitif, Afektif, Psikomotoris

Aspek "kognitif, afektif, psikomotoris." Ini adalah istilah klasik yang amat dikenal dalam dunia pendidikan. Kognitif merujuk kepada pemikiran/intelektualitas, afektif merujuk kepada perasaan/psikologis, psikomotoris merujuk kepada gerak tubuh/kinerja/tindakan. Ketiganya berkaitan dan menjadi faktor-faktor penunjang keberhasilan apakah seseorang telah "belajar" atau belum. Jika seseorang hanya jago intelek tetapi tidak pernah memberlakukan apa yang dia ketahui dan tidak memiliki cukup perasaan untuk menjadikan intelektualitasnya itu berbuah pada tindakan, maka ia baru belajar menjadi seorang pemikir saja. Begitu juga dengan faktor afektif, jika hanya ini yang muncul, maka biasanya ia menjadi orang yang emosional, lebih memilih menggunakan perasaan dalam apa-apa yang dia lakukan. Juga dengan faktor psikomotoris, jika hanya ini yang kentara, biasanya seseorang lebih menggunakan tenaga ketimbang memikirkan atau merasakan sesuatu. Rasanya ketiga faktor ini, k...

Memberi itu menyenangkan

Memberi memang tidak mudah. Pada saat memberi (terlebih lagi pada saat kekurangan, saat diri kita masih membutuhkan sesuatu yang kita beri), kita akan kehilangan sesuatu. Tetapi apa benar kehilangan? Sebenarnya bukan kehilangan. Sesuatu yang kita berikan itu tetap ada. Cuma kini "ia" berpindah kepemilikkan. Dahulu itu milik kita, bagian dari kita, kini "ia" bukan milik kita lagi. Bagian dari kita itu kini menjadi bagian yang lain. Pada saat ini dihayati, pada gilirannya "memberi" menjadi amat menyenangkan. Mengapa? Karena bukankah kita disadarkan bahwa "bagian dari kita" kini telah menjadi bagian dari yang lain? Yang lain itu kini merasakan "diri kita". Dan amat berbahagialah ia (yang kita beri itu) manakala yang kita berikan adalah cinta dan segala hal yang baik dari kita, karena kini kita terlibat dalam proses mencipta karya baik kehidupan, yang menjadi tujuan luhur manusia yang dicerahi oleh semangat ilahi di segala abad dan tempat...

Black List alias Daftar Hitam

Pernah mendengar tentang ini? Atau pernah mengalami hal ini? "Black List" atau dalam Bahasa Indonesia "Daftar Hitam" ialah status yang diberikan kepada orang atau kelompok orang atau produk yang terbukti memberikan hasil yang tidak baik. Biasanya ada jangka waktu/kesempatan tertentu sebelum orang/kelompok orang/produk masuk dalam "daftar hitam". Selain itu penilaian tentang sesuatu/seseorang itu daftar hitam atau tidak pun, harus selalu objektif. Karena jika tidak demikian biasanya yang terjadi hanya tidak suka subjektif atau stereotipe belaka. Masuk dalam "daftar hitam" bukanlah dambaan orang yang sadar. Dambaan orang yang sadar adalah dikenang baik, dihargai dan kalau bisa, dimuliakan. Dalam mencapai dambaan itu, orang yang sadar akan berupaya sedapat mungkin mengakui dan mengkoreksi kesalahan dirinya secepat mungkin. Jangka waktu anugerah atau "grace periode" untuk kesalahan yang telah dilakukannya, menjadi momen syukur ya...

"Sekejap", "Blink".

Otak manusia memang cepat sekali merespons. Sepersekian detik, dapat segera memutuskan langkah-langkah yang akan diambil berkaitan dengan rangsang yang diterima oleh tubuh. Rangsangan untuk tubuh itu banyak rupanya. Rangsangan ditangkap oleh alat penangkap utama tubuh yaitu indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, mengecap, meraba (ada lagi?) Dalam komunikasi lisan, kata-kata dari orang lain menjadi alat rangsang utama bagi pendengaran. Setiap kata-kata yang baik, yang indah, yang merdu, menstimulus orang untuk merasa bahagia. Sebaliknya kata-kata yang buruk, bising, merendahkan, menstimulus orang untuk dongkol dan marah. Kedongkolan ini perlu segera disikapi dengan bijak. Sepersekian detik waktu untuk menanggapi kedongkolan ini kemudian menjadi momen yang amat sangat berharga . Kadang yang muncul sebagai tanggapan bisa jadi adalah kata-kata atau tindakan atau bahasa tubuh yang lebih (atau setimpal) kasar. Konflik baik terang-terangan maupun terselubung kemudian mulai ken...

Yang Ideal perlu pemeliharaan

Idea, gagasan yang ingin dicapai, cita-cita, tujuan, itu perlu dan penting. Tanpa ini, kegiatan dilakukan tanpa arah. Idea adalah pemicu dan pemacu. Pemicu tindakan dan pemacu pencapaian tindakan. Susahnya, sesuatu yang ideal kadangkala dapat menurun, melempem dan lambat laun hilang. Biasanya kejenuhan dan kebosanan yang kemudian menjadi penyebab utama. Orang jenuh dan bosan karena menurutnya sesuatu yang ideal itu tidak dapat menjadi kenyataan. Berpikir dan bersikap realistis memang baik, tetapi kalau ini menjadi alasan untuk melarikan diri dari apa yang ideal, yang digagas mula-mula, wah... ? Pemeliharaan menjadi obat penangkal yang ampuh di sini. Sesuatu yang ideal perlu terus dipelihara. Semangat mula-mula, gagasan mula-mula kembali diperdengungkan, kembali diminati sebagai pemicu dan pemacu. Penghambat memang selalu akan ada. Tetapi jangan lihat itu sebagai masalah. Lihatlah itu sebagai tantangan! Jika dilihat sebagai tantangan maka yang dikejar adalah peluang dari seju...

Sudah biasa, mental "pembiaran"

Setelah absen sebulan, kini waktunya menulis lagi. :) BMG meramalkan di bulan Pebruari ini curah hujan cukup tinggi. Beberapa daerah langganan banjir mesti kembali bersiap. Kebanjiran maksudnya. Beberapa tindakan antispiasi Banjir (di beberapa daerah rawan banjir) di Jakarta, sedikit banyak telah dilakukan. Tetapi dalam kecepatan bajaj (2 tak) dan bukan ambulan gawat darurat. Ah, ada apa ini? Mungkin mereka (dan saya juga kadang-kadang) telah terbiasa dengan mental pembiaran. Mental sudah biasa. Toh, nanti banjir akan surut. Mau apa lagi? terima saja. Hidup sih tidak apa-apa dengan mental pembiaran. Cuma ya itu tadi, seperti bajaj 2 tak, jalannya amat lambat membuat penumpang dan orang lain dibelakangnya terganggu. Apakah mental seperti ini dapat diubah? Hmmm... ?