Yohanes 1:10-18
Melanjutkan kisah natal, mulai minggu ini dan setiap minggu kita ke depan kita akan berproses bersama Injil Kristus, mencermati apa yang dilakukan Tuhan Yesus bagi dunia ini.
Minggu ini sebelum kita diajar melalui kisah-kisah pelayanan Yesus, bagian pembuka Injil Yohanes mengajak kita mengenali siapa Yesus itu. Seperti halnya dalam seminar-seminar para pembicara itu diperkenalkan curriculum vitae-nya, minggu ini penulis Injil Yohanes memperlihatkan sedikit tetapi penting curriculum vitae Yesus.
Sama dengan Injil-injil Matius, Markus dan Lukas, Injil Yohanes menampilkan kehadiran Yohanes Pembaptis sebelum Yesus mulai berkarya. Secara usia, Yohanes Pembaptis lebih tua dari Yesus. Kalau melihat kisah perjumpaan Maria dan Elisabet (ibu Yohanes Pembaptis), kurang lebih usianya lebih tua sekitar 6 bulan dari Yesus. Yohanes Pembaptis lebih dulu lahir. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis lebih dulu berkarya memberitakan kebaikan Allah yang mengampuni dosa-dosa ketimbang Yesus.
Tetapi dalam pembacaan kita tadi di ayat 15, Yohanes Pembaptis berkata: akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Atau di dalam bahasa Indonesia sehari-hari, Dia akan datang lebih kemudian dari aku, tetapi lebih besar dari aku, sebab sebelum aku ada, Dia sudah ada. Mengapa Yohanes Pembaptis mengatakan Yesus telah ada sebelum dia berada?
Pernyataan Yohanes Pembaptis ini tidak pas kalau ditafsirkan secara fisik dan lahiriah. Sebab kalau secara fisik, Yohanes lebih dulu ada. Tetapi pernyataan Yohanes Pembaptis ini adalah pernyataan iman. Yohanes pembaptis mampu mengenali ada sesuatu yang luar biasa dari hadirnya Yesus di dalam dunia ini. Dan Yohanes Pembaptis tanpa ragu mengatakan bahwa di dalam dan melalui Yesus, Yohanes Pembaptis mengakui hadirnya kuasa Allah sendiri yang telah ada sebelum dunia dijadikan.
Yohanes Pembaptis tentu tahu bahwa Yesus keluar dari rahim saudara ibunya, yaitu Maria.
Yohanes Pembaptis tahu bahwa Yesus ada dalam bimbingan Yusuf dan Maria semasa kanak-kanak sampai pemuda. Tetapi lebih jauh dari itu, Yohanes pembaptis mampu melihat lebih dari sekadar perkara fisik. Rohaninya cukup peka untuk mengakui bahwa kuasa kasih Allah yang menyelamatkan itu bekerja secara khusus dan tiada lainnya, sekali dan selamanya, melalui kehadiran anak manusia dalam diri Yesus.
Pada zamannya, Yohanes Pembaptis mewakili orang-orang dengan penghayatan iman perjanjian lama yang menerima pernyataan Allah melalui hukum-hukum Musa, melalui kata-kata yang tertulis. Orang-orang perjanjian lama menerima bukti kehadiran Allah, melalui cahaya terang yang pernah muncul di sinai, di kemah suci dan di bait suci.
Yohanes Pembaptis bersama-sama segenap umat Israel waktu itu menantikan kedatangan Mesias, sosok yang diurapi Allah, yang mengetahui isi hati Allah karena begitu dekat dengan Allah dan ada bersama dengan Allah.
Jadi Mesias yang dinantikan kedatangan-Nya itu bukan semata tokoh pembebas dan pemimpin umat masuk ke zaman yang baru, tetapi menjadi tanda keterlibatan Allah sendiri secara langsung dalam masalah yang dihadapi umat-Nya. Kalau Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa sebelum dia ada Yesus sudah ada, maka Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa Melalui kehadiran Kristus, Allah menyatakan hikmat dan kasih-Nya yang menolong manusia untuk menjalankan hidup yang memuliakan nama-Nya.
Firman Allah ialah Kata-kata hikmat yang suci dari Allah membuat hidup manusia tercerahkan untuk mengelola hidup sebagaimana yang dikehendaki Allah. Jika dalam Kejadian 1, Allah berkata-kata maka terciptalah bumi dan isinya, maka di dalam Yohanes 1, kata-kata Allah itu mewujud masuk dalam sejarah dunia melalui Yesus Kristus.
Dalam Kejadian 1, ada masalah muncul yang merusak tatanan ciptaan yang baik itu. Allah berfirman memperbaiki masalah itu. Dalam Yohanes 1, Kata-kata suci, Firman Allah itu hadir melalui kata-kata yang diucapkan Yesus berkuasa mengubahkan dunia dan hidup manusia. Bahkan bukan hanya kata-kata-Nya, tetapi segenap keberadaan dan karya-Nya adalah wujud Firman Allah yang mencipta kembali dunia dan manusia secara baru.
Tidak ada yang pernah melihat Allah. Paling banter cahaya terang yang menandakan kehadiran Allah. Di sinai, di kemah suci, bait suci. Tetapi sekarang, Yesus Kristus hadir menunjukkan kemuliaan Allah itu. Yesus itu adalah bait suci baru. Tetapi indahnya bukan kita yang mesti mendatangi Yesus, tetapi dia diam (mendirikan tenda) di antara kita.
Jadi minggu ini kita mengetahui curriculum vitae-Nya Yesus. Kristus adalah Anak Allah yang tunggal artinya Dia sehakikat dan sama-sama kekal dengan Allah. Seperti orang tua yang selalu mengupayakan apa yang baik bagi anaknya, Allah memberikan kasih yang tulus dan tidak berhenti melalui kehadiran Yesus.
Jika Kristus adalah Anak Tunggal Allah, kita juga akan diangkat anak, diadopsi menjadi anak-anak Allah. Kita disebut sebagai anak-anak Allah sama seperti Yohanes Pembaptis yang bersedia menerima dan mengakui bahwa di dalam dan melalui Yesus saja kita mengalami kasih Allah.
Wifi gratis. Macam-macam penggunaannya. Ada yang buat diri sendiri, senang-senang, atau menimba banyak ilmu dan membagikan ilmu atau menolong orang.
Bagaimana jika kita diadopsi jadi anak Elon Musk. Peringkat 1 orang terkaya di dunia menurut Forbes. Minta duit? Belajar cari duit? Saya akan ikuti kepeduliannya yang mau mengadopsi saya yang lebih kurang darinya?
Charis, adalah pemberian yang kita dapatkan yang kita sendiri tidak memiliki atau mampu upayakan. Di dalam Yesus, Allah terbukti memberikan kasih yang tiada henti, yang gratis. Maka sepanjang perjalanan ke depan, bertumbuhlah menjadi anak-anak Allah yang bukan saja menikmati kebaikan Allah, tetapi juga melanjutkan karunia baik Allah. Rendah hati untuk mencermati pemeliharaan Allah di balik keseharian hidup dan perkara fisik kasat mata.
Komentar
Posting Komentar